Dear All,
Sudah lama kami tidak melaporkan kinerja periodik GS PRO kami. Mungkin Anda bertanya – tanya, apakah ini karena market jelek jadi males dilaporkan karena kinerja jelek? Atau mungkin kita hanya report ketika market bagus – bagus saja?
Well, malah kinerja kami luar biasa bagus dibandingkan IHSG di kuartal pertama tahun 2020 ini. Namun kami hanya melaporkan kepada internal, member kami saja. Kinerja portfolio teknikal kami selalu update kepada member setiap hari. Ya, setiap hari dengan memperhitungkan unrealized loss, biaya transaksi, dan sebagainya. NOTE: Kinerja kami bukan sekedar menjumlahkan return saham yang untung saja. merata – ratakan kinerja saham yang direkomendasikan, dan sejenisnya. Kinerja kami hitung sesuai standar reksadana.
Kami belum sempat merilis report bulanan di website karena kami sepanjang awal tahun sedang mempersiapkan beberapa project lain di luar GaleriSaham dan sedang mempersiapkan Investment List terbaru untuk layanan GS PRO kami.
Mohon maaf atas keterlambatan yang terjadi, kali ini kami akan rilis report kuartal 1 sekaligus yang sama persis dengan apa yang member dapatkan harian di layanan GS PRO kami.
Berikut adalah tabel kinerja teknikal GS PRO sepanjang Q1 2020:
Kolom ‘Month on Month‘ di atas menunjukkan bahwa sepanjang kuartal 1 tahun 2020 ini kami mengalami penurunan -4.3% di bulan Januari namun stabil di bulan Februari & Maret. Di sisi lain, IHSG bergerak negatif sepanjang bulan Januari s/d Maret 2020.
Kinerja cemerlang di atas didapat dari metode trend optimizer kami, dimana sesuai dengan metode GaleriSaham sejak tahun 2009 kami hanya menyimpan saham yang berpotensi uptrend, mengikuti tren naik saja, dan segera melepas saham yang gagal uptrend. Nah, proses melepas saham yang gagal uptrend ini yang menjadikan adanya penurunan kinerja portfolio sebanyak -4.3% di bulan Januari.
Dari kolom ‘Year to Date‘ dapat dilihat bahwa kinerja dari awal tahun hingga akhir Maret 2020 hanya mengalami penurunan akumulatif -4.02%, jauh lebih baik daripada IHSG yang turun hingga mencapai -27.95% bahkan setelah rebound cukup tinggi di akhir Maret.
Jika Dibandingkan dengan bulan yang sama (Maret) tahun 2019, maka dari kolom ‘Year on Year‘ terlihat bahwa posisi portfolio kami di akhir Maret 2020 masih lebih tinggi +3.01% daripada bulan Maret 2019. Sebaliknya kinerja IHSG sudah turun -29.83% dibandingkan tahun lalu.
Mengapa kinerja portfolio bisa bertahan walaupun IHSG turun terus menerus? Ini karena posisi cash yang mencapai 91% vs saham 9% yang dapat dilihat di bagian bawah tabel. Kami tidak menghitung return dari deposito atas cash yang dimiliki di portfolio ini yang tentunya akan mengerek kinerja lebih baik lagi.
Hal ini bisa dicapai karena penerapan metode trend optimizer yang konsisten setiap saat bahkan dari sejak tahun 2009. Anda bisa melihat pada kolom ‘Growth‘ nilai NAV kami berada di level 17000-an dari nilai 1000 di awal inisiasi portfolio kami pada tahun 2009.
Mau mengenal bagaimana menganalisa saham untuk membeli maupun menjual dengan sistematis dan berdasarkan trend optimizer? Silahkan cek dibawah ini:
Berikut kami sampaikan visualisasi dai kinerja GS PRO sepanjang kuartal 1 tahun 2020 ini:
Grafik di atas merupakan visualisasi dari kinerja pada tabel kinerja paling atas artikel ini. Terlihat bahwa dengan memiliki cash yang optimal dengan menjual (cutloss) saham – saham yang gagal naik dan gagal bertahan di atas support, kinerja kami mampu bertahan di tengah penurunan IHSG.
Karena trend yang masih menurun, kami pun tidak serta merta melakukan pembelian apalagi average down karena average down pada fase bearish akan menjadi bumerang: menjadikan portfolio zombie yang berujung pada portfolio yang tidak mampu naik kembali ke harga modal ketika IHSG kembali ke level sebelum krisis. Simak mengenai portfolio zombie disini.
Dengan memiliki cash yang optimal, maka benefitnya ada 2:
- Cash bisa dialihkan ke money market ataupun deposito dan memberikan return ketika pasar anjlok.
- Cash nantinya bisa digunakan untuk membeli saham di harga bottom reversal untuk menikmati rally panjang setelah krisis daripada terburu – buru average down dan tidak memiliki dana lagi ketika bottom. Simak artikel mengenai sisi gelap average down disini.
Demikian hal ini kami sampaikan. Semoga Anda juga bisa mengalihkan saham – saham yang mungkin masih tersisa di portfolio menjadi cash di harga yang bagus agar Kita bisa bersama – sama membeli di harga bottom reversal bagi para trader, atau sebagian dana bisa dialokasikan untuk membentuk portfolio investasi jangka panjang dan mendapatkan passive income dari investasi saham Anda.
Anda bisa mendapatkan INVESTMENT LIST berisi saham – saham yang memiliki bisnis luar biasa yang harganya sudah relatif murah dan Anda bisa gunakan untuk investasi. INVESTMENT LIST ini khusus kami buar ketika fase krisis ini dalam layanan GS PRO. GS PRO menjadikan Anda memiliki referensi berstandar institusi, standar GaleriSaham untuk semua orang.