Setelah teman-teman mendapatkan perusahaan yang memiliki durable competitive advantage sesuai dengan kriteria-kriteria pada artikel series 2 sebelumnya terkait income statement. Apakah menurut teman-teman analisa income statement sudah cukup sebagai landasan bagi kita untuk membeli sebuah saham?

Bagaimana jika perusahaan tersebut terlikuidasi kedepannya karena ketidakmampuannya membayar hutang?

Bagaimana jika ternyata banyak piutang pembiayaan tak tertagih atau persediaan yang melimpah yang akan mempengaruhi pendapatan perusahaan kedepannya?

Nah, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti di atas, kita perlu melihat dan menganalisa laporan neraca (balance sheet) perusahaan, sehingga kita dapat terhindar dari resiko-resiko seperti di atas.

Sebenarnya apa itu laporan neraca keuangan?

Jadi pada laporan neraca keuangan, teman-teman akan menemukan tiga aspek penting, yaitu aset, liabilitas serta ekuitas dari perusahaan. Dari ketiga aspek ini, apa saja yang perlu teman-teman perhatikan? Berikut beberapa kriteria yang diminati oleh Warren Buffett pada laporan neraca:

1. Aset Lancar (Current Assets)

Aset lancar merupakan working assets yang akan menghasilkan kas bagi perusahaan kedepannya. Aset lancar merupakan aset yang dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka pendek, seperti kas dan setara kas, persediaan, dan piutang usaha.

a. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas akan memberikan gambaran apakah perusahaan mampu menghasilkan pendapatan yang melebihi pengeluarannya. Warren Buffett mencari perusahaan yang memiliki kas yang besar dengan sedikit hutang dan tidak ada penjualan aset, serta konsisten dalam menghasilkan laba.

b. Persediaan

Warren Buffett mencari perusahaan yang total persediaan dan pendapatannya saling berkorelasi. Karena, ketika laba perusahaan naik maka perusahaan akan meningkatkan total persediaan untuk memenuhi permintaan kedepannya.

c. Piutang Usaha

Warren Buffett mencari perusahaan dengan persentase piutang usaha terhadap penjualan lebih rendah dari pada para kompetitornya. Hal ini dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

2. Aset Tetap (Fixed Assets)

a. Property, Plant, and Equipment

Perusahaan yang memiliki durable competitive advantage tidak melakukan penggantian plant dan equitment hanya untuk bersaing dengan kompetitor. Namun, perusahaan hanya akan mengganti plant dan equipment ketika masa pakainya sudah habis.

b. Long-Term Investments

Dari poin ini, Warren Buffett dapat menilai manajemen dari suatu perusahaan karena manajemen yang bagus akan invest ke perusahaan yang memiliki durable competitive advantage.

3. Total Hutang

Warren Buffett menyukai perusahaan dengan sedikit hutang bahkan tidak memiliki hutang. Hal itu bisa menujukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan banyak kas untuk membiayai operasional maupun pengembangan bisnisnya kedepan. Warren Buffett menghindari perusahaan yang memiliki banyak hutang, karena perusahaan tersebut akan fokus ke bagaimana caranya untuk membayar hutang dibanding fokus ke pengembangan bisnis seperti melakukan ekspansi.

Beberapa rasio yang biasa digunakan oleh Warren Buffett untuk menemukan perusahaan dengan durable competitive advantage, seperti:

1. Return on Assets

Return on assets merupakan rasio yang dapat memberikan gambaran seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin efisien perusahaan dalam mengelola asetnya.

2. Debt to Equity Ratio

Warren Buffett mencari perusahaan dengan debt to equity ratio di bawah 0.80 (semakin rendah semakin baik.) Karena perusahaan memiliki earning power untuk membiayai operasionalnya dibanding menggunakan hutang.

3. Return on Equity

Warren Buffett mencari perusahaan yang dapat memberikan return on equity yang tinggi. Semakin tinggi ROE berarti perusahaan dapat memanfaatkan labanya dengan baik.

“High returns on shareholders’ equity means “come play.” Low returns on shareholders’ equity means “stay away.”

Warren Buffett

Itulah beberapa analisa yang dilakukan oleh Warren Buffett pada laporan neraca keuangan yang terbukti dapat memberikan dia perusahaan yang memiliki durable competitive advantage.

Namun, apakah analisa Warren Buffett hanya sampai pada laporan neraca keuangan?

Tentunya tidak, masih ada laporan arus kas yang menjadi landasan bagi Warren Buffett untuk membeli sebuah perusahaan. Untuk analisa laporan arus kas oleh Warren Buffett akan kita bahas pada series yang terakhir yaa!! Stay Tuned!!

Free Newsletter

Segera daftarkan email anda ke mailing list kami untuk memperoleh informasi & rekomendasi saham terbaru via email setiap hari secara gratis (tanpa syarat apapun)

Pendaftaran berhasil - Cek email anda untuk proses verifikasi