Sumber : www.pexels.com

Dilusi saham adalah penurunan persentase kepemilikan saham karena adanya penambahan modal namun pemegang saham lama tidak berpartisipasi. Biasanya ini terjadi akibat adanya sebuah corporate action yang menjadikan pemegang saham lama ‘terdepak’, kehilangan suara dan tidak bisa mengendalikan perusahaan seperti sediakala.

Misalnya seorang investor punya saham 30%, maka hak votingnya juga 30%. Dengan corporate action bisa membuat suaranya turun menjadi 19%. (cek simulasinya di bawah)

Nah dilusi dapat terjadi jika perusahaan melakukan right issue atau private placement. Yuk kita lihat contoh dibawah ini.

PT. Dilusi Investama memiliki 1000 lembar saham yang terdiri dari 3 pemegang saham :

  • Alex : 400 lembar (40%)
  • Brian : 300 lembar (30%)
  • Anita : 300 lembar (30%)

PART 1: DILUSI AKIBAT RIGHT ISSUE

Karena persaingan yang semakin tinggi, pemegang saham sepakat untuk menambah jumlah cabang lebih cepat daripada kompetitor. Oleh karena kebutuhan untuk ekspansi ini, perusahaan butuh menambah 60% modal baru. Kesepakatan ini bisa dicapai dari persetujuan :

  • Alex + Brian saja (70% suara), atau
  • Alex + Anita saja (70% suara), atau
  • Brian + Anita saja (60% suara), atau
  • Alex + Brian + Anita (100% suara)

Menambah modal 60% berarti lembar saham pun akan bertambah 60%, yaitu 60% x 1000 lembar lama = 600 lembar saham baru. Dengan demikain, masing – masing pemegang saham lama memilki jatah menyetor modal proporsional (HMETD / Right) seperti di bawah ini:

  • Alex : 240 lembar (40%)
  • Brian : 180 lembar (30%)
  • Anita : 180 lembar (30%)

Mereka harus setor modal tambahan sesuai proporsi. Misalnya nilai per lembar saham adalah 1 juta, maka (sebagai contoh) Brian harus menyediakan dana 180 x Rp. 1.000.000,- = Rp. 180.000.000,-

Misalnya Brian tidak punya dana tunai, maka dia tidak bisa setor modal baru. Dan yang mengambil alih tambahan modal Brian adalah Alex, karena Anita pun hanya memiliki dana terbatas. Maka lembar saham baru akan dibagikan dengan porsi berikut :

  • Alex : 240 + 180 lembar
  • Brian : 0 lembar (180 lembar diambil alih Alex)
  • Anita : 180 lembar

Setelah penambahan modal baru, maka total lembar saham PT Dilusi Investama menjadi 1.600 lembar dengan komposisi baru adalah :

  • Alex : 400 + 240 + 180 = 820 lembar
  • Brian : 300 + 0 = 300 lembar
  • Anita : 300 + 180 = 480 lembar

Hak suara baru pun berubah menjadi:

  • Alex : 820 / 1600 lembar = 51%
  • Brian : 300 / 1600 lembar = 19%
  • Anita : 480 / 1600 lembar = 30%

Dengan hasil diatas, maka Brian terdilusi kepemilikannya dari 30% menjadi 19%. Alex meningkat porsi kepemilikannya dari 40% menjadi 51% karena dia menyetor tambahan lebih banyak dari yang lain. Sedangkan Anita memiliki proporsi yang sama seperti sebelumnya.

Dalam hal ini, Alex sekarang ‘menguasai’ perusahaan karena memiliki suara terbanyak (>50%). Brian dan Anita tidak bisa mengendalikan perusahaan walaupun mereka ‘satu suara’. Mengapa?

Dulu, gabungan suara Brian (30%) + Anita (30%) bisa mendominasi keputusan perusahaan (60%). Tapi sekarang, gabungan saham mereka hanya 49% (19% + 30%), kurang dari 50%

Jadi dalam setiap RUPS, maka keputusan Alex adalah keputusan mutlak.

PART 2: DILUSI AKIBAT PRIVATE PLACEMENT

Setelah right issue, diasumsikan PT Dilusi Investama berhasil berkembang dengan baik bisnisnya. Suatu ketika ada kebutuhan ekspansi kembali, kali ini ekspansi ke luar negeri. Dengan segala kebutuhan, perusahaan ini butuh penambahan modal sebanyak 25% ekuivalen 400 lembar (400/1600 = 25% saham baru). Nah, partner Alex, anggap namanya Grace, mampu menyediakan dana untuk kebutuhan modal baru. Alex bisa saja melakukan private placement : Menerbitkan saham baru untuk diserap oleh pemegang saham baru (Grace). Ingat, Grace bukanlah pemegang saham lama.

Private placement tetap memerlukan RUPS dan kesepakatan antar pemegang saham. Namun hak suara Brian dan Anita jika ingin menolak private placement tidak akan berhasil karena kurang dari 50% suara (hanya 49% saja). Jadi Alex secara struktur bisa memutuskan kebijakan Private Placement kepada Grace.

Dengan demikian lembar saham yang ada akan menjadi : 1600 (lama) + 400 (baru, Grace) = 2000 dengan komposisi kepemilikan saham menjadi :

  • Alex : 820 lembar (sama seperti dulu)
  • Brian : 300 lembar (sama seperti dulu)
  • Anita : 480 lembar (sama seperti dulu)
  • Grace : 400 lembar (Pendatang baru)

Hak suara para pemegang saham setelah private placement menjadi :

  • Alex : 820 / 2000 = 41% (turun dari 51%)
  • Brian : 300 / 2000 = 15% (turun dari 19%)
  • Anita : 480 / 2000 = 24% (turun dari 30%)
  • Grace : 400 / 2000 = 20%

Dari data di atas, maka Private Placement mengakibatkan terjadinya dilusi saham Alex, Brian, dan Anita.

Coba bayangkan, karena Alex dan Grace adalah partner, maka kombinasi suara mereka adalah 41% + 20% = 62%, maka ‘Alex & the gang’ semakin mendominasi perusahaan. Sebaliknya, Brian semakin kehilangan kendali di perusahaan, demikian pula dengan Anita.

Nah, coba kamu bayangkan kalau private placement bukan hanya sekedar 400 lembar (25%), namun 1600 lembar (100%) baru. Seberapa besar dilusi yang terjadi?

Apakah baik untuk bisnis perusahaan?
Apakah Baik untuk pemegang saham lama?

Semua itu relatif bukan?

Free Newsletter

Segera daftarkan email anda ke mailing list kami untuk memperoleh informasi & rekomendasi saham terbaru via email setiap hari secara gratis (tanpa syarat apapun)

Pendaftaran berhasil - Cek email anda untuk proses verifikasi