Banyak yang bilang siklus krisis itu 10 tahunan. Dulu di 1998, lanjut di 2008, dan semua orang memprediksi terjadi krisis lagi di tahun 2018 dan tidak terjadi. Selang 2 tahun, di tahun 2020 terjadi market crash kembali dan terjadi di seluruh dunia. Penyebabnya adalah ‘makhluk halus’ yaitu COVID-19 yang secara tidak langsung mengganggu ekonomi global maupun lokal.

Well, apapun penyebabnya, bagaimanapun efeknnya, market yang anjlok ya bikin banyak orang merugi, baik trader maupun investor. Kita semua sudah berada di kolam yang sama. Tapi ada beberapa tips yang perlu diketahui agar jangan menggali lubang yang sama lebih dalam, baik kamu itu trader maupun investor.

Simak tips-nya disini, dan dapatkan tips bagi trader maupun investor di paling bawak artikel ini.

1. Jangan Gegabah Average Down Karena Merasa Murah.

Kamu akan menggali lubang semakin dalam dan tidak beraturan. Murah itu pendapat kamu. Apalagi kalau yang kamu average down itu perusahaan biasa – biasa aja, yang menurut kamu bagus. Kalau pasar masih panik, kamu beli hanya membantu orang yang mau jualan untuk menghabiskan barangnya. Simak bahaya average down di bawah ini.

Bagi yang salah, average down bagaikan menggali masalah baru. Simak penjelasannya disini. (Part 1)

2. Jangan Asal Denger Kata Orang Untuk Beli.

Apalagi ngajak belinya saham – saham gorengan. Itu tanda orang frustrasi, dan tidak kredibel. Lihat dulu mereka itu backgroundnya apa, pengalamannya bagiamana, track recordnya bagaimana. Jangan termakan omongan, terburu cairkan deposito, untuk membeli saham terlalu cepat. Semua orang bisa terlihat seakan hebat dengan modal baju keren, mobil keren, dan asesoris mewah.

Saham gorengan itu bagai antibiotik buat penyakit yang disebabkan oleh virus. Ga nyambung, tapi menggoda.

3. Cash is the King, Stock is the Queen.

Orang yang bisa mengambil keuntungan besar di kondisi seperti ini adalah yang punya simpanan, tabungan, dan sejenisnya. Simpanan itu ada karena alokasi menabung secara rutin dan tidak tergoda belanja barang – barang konsumtif.

Ingat, cash banyak tidak ada gunanya. Sahamnnya harus betul juga pilihannya. Cash is the king, Stock is the Queen. Gunakan cash Anda dengan bijak di perusahaan yang berkualitas.

Ga ada gunanya punya banyak uang tapi salah beli sahamnya. Simak ciri – ciri perusahaan berkualitas disini

4. Menunggu Waktu yang Tepat.

Kamu harus tahu, membeli saham untuk tujuan apa. Kalau tujuannya nanti dijual lagi, maka kamu adalah trader atau spekulan. Kamu harus sangat menguasai metode analisa teknikal. Kalau kamu membeli saham untuk disimpan di atas 5 tahun, bahkan selamanya (ala Warren Buffett), maka kamu harus menilai saham dari sudut pandang fundamental. Jangan terbalik dan campur aduk ya semacam bunglon. Simak mengenai trader bunglon disini: Jangan Jadi Trader Bunglon.

Kegagalan banyak trader diakibatkan tidak punya tujuan yang jelas dan tidak punya pendirian.

5. Belajar & Belajar Dari Pengalaman Orang.

Belajar itu bukan ketika market bagus, tapi ketika market sedang jelek. Karena peluang ada disana, dan jangan sampai karena kurangnya kemampuan, saham yang dibeli ternyata masih turun terus. Saham yang berhasil dibeli di bottom, ujung – ujungnya naik dikit udah dijual Kalau begini, gaperlu tunggu krisis. Tiap saat juga bisa, tapi ga worthed. Kamu bisa kok belajar dari pengalaman orang, cek aja di forum – forum saham. Mengapa belajar dari pengalaman orang itu penting? Simak disini: Mentor, Shortcut Anda Sukses Bertransaksi Saham

Belajarlah dari orang lain yang berpengalaman dan berhasil, bukan yang berpengalaman tapi gitu – gitu aja.

Nah, Selanjutnya, Kamu itu Trader atau Investor?
Simak Strateginya Disini

Free Newsletter

Segera daftarkan email anda ke mailing list kami untuk memperoleh informasi & rekomendasi saham terbaru via email setiap hari secara gratis (tanpa syarat apapun)

Pendaftaran berhasil - Cek email anda untuk proses verifikasi