Investor adalah pihak yang membeli saham sebuah perusahaan dengan tujuan kenaikan nilai dan cashflow jangka panjang. Investor akan senang membeli ketika harga turun namun fundamental perusahaan tetap baik. Mengapa bisa demikian? Bayangkan jika ada rumah yang dijual di bahwa harga NJOP, bisa jadi pemilik lamanya kepepet butuh uang.
Demikian juga prinsip investasi di pasar saham. Investor akan mencari harga murah, dan investor kaya tidak akan menjual ‘rumah’ yang dibelinya untuk selamanya, setidaknya hingga diwariskan ke anak-nya. Berbeda dengan trader, membeli rumah untuk nanti dijual lagi. Investor membeli untuk income bulanan, tahunan, hingga selamanya.
Demikian prinsip investasi saham, membeli saham perusahaan bagus di harga yang tidak masuk akal murahnya, dan disimpan selamanya.
Kamu sudah baca artikel sebelumnya: ‘5 Tips Bermanfaat Menghadapi Saham Anjlok 2020‘? Baca dulu, baru baca ke bawah ini ya.
Berikut adalah 4 strategi di kala market anjlok bagi kamu yang ingin menjadi investor saham.
1. Hitung Uang Kamu.
Hitung uang kamu di tabungan, deposito, dan lain – lain yang memang kamu anggarkan untuk beli saham. Kamu tentu sudah menabung setiap bulan bukan? Tidak dihambur – hamburkan beritu saja dan tidak punya tabungan sama sekali. Di artikel: 5 Tips Bermanfaat Menghadapi Saham Anjlok 2020 pada point no.3 disebutkan bahwa Cash is The King. Jadi peluang ada di depan mata tidak ada gunanya sama sekali jika tidak punya cash. Itu sebabnya, kami harus menabung dan sekarang inilah waktu menggunakannya dengan bijak, seperti Warren Buffett.
Yuk Simak, bagaimana mengelola pendapatan dan menambah pundi – pundi tabungan walau merasa pendapatan kamu masih kecil di video yang satu ini:
2. Cari & Analisa Perusahaannya.
Ga ada gunanya kamu punya duit sekoper, tapi salah beli sahamnya. Belajar deh ke teman – teman yang kena krisis 2008 dulu, beberapa di antara mereka (banyak) ada yang beli saham di harga murah malah ga naik – naik, bahkan di delisting.
Tips buat memilih saham, batasi maksimal 5 saham saja, idealnya 3. Semakin kamu sedikit memilih, semakin kamu analisa lebih mendalam, dan otomatis pilihanmu adalah yang terbaik untuk diri kamu.
Jangan semua saham ingin kamu punya. Kamu bukan toko kelontong, atau minimarket. Kata Warren Buffett: “wide diversification is only required for those who don’t understand what they are doing”.
Simak video penjelasannya nya disini ya.
3. Berapa Lama Sahamnya Disimpan?
Kalau investor beneran, mereka beli tidak untuk dijual lho selama perusahaannya bagus. Ga seperti kebanyakan orang yang bilang kalau harga sudah sampai fair value dijual aja. Kalau sampai harga naik kamu malah jual, namanya kami trader ngaku – ngaku investor.
Nah, salah satu income untuk investor adalah dari deviden tahunan. Kamu kalau punya bisnis kan dapet pebagian keuntungan (deviden), sama kalau kamu punya saham XXXX artinya itu bisnismu. Nikmati devidennya, jangan jual perusahaannya. Baca: Waktunya mencari passive income dari investasi saham Anda.
Bagaimana strategi engga jual saham walau harganya sudah naik? Tentu kamu harus simak video mengenai passive income ini:
4. Cara Belinya Bagaimana?
Ada 2 strategi beli oleh investor – investor besar dan layak untuk kamu ikuti kalau kamu puya kompetensi yang sama yakin: Lump Sum atau Dollar Cost Averaging. Nah, cek penjelasan detailnya dibawah ini ya:
1/2. Lump Sum Method
Pembelian lump sum biasanya dipakai oleh investor besar yang melakukan take over sejumlah saham mayoritas, dan kadang berakhir dengan tender offer di pasar.
Namun kita juga bisa melakukan lump sum investing jika kita mengerti timing. Caranya, kamu harus kombinasi beli secara teknikal untuk membeli saham investasi. Kalau tidak mengerti timing, maka strategi ini berbahaya dilakukan karena akan membuat kamu depresi.
Mengapa depresi? Karena banyak pertanyaan lanjutan seperti: Udah dibeli, bisa langsung naik ga ya? Kalau turun, masih bisa turun lagi ya ya? Ini naiknya sementara atau panjang ya? Jual dulu ntar beli lagi di bawah? Ini ‘penyakit’ atas pembelian lump sum, apalagi trader coba – coba jadi investor memakai pake cara ini. Ini adalah risiko, karena tentu tujuan beli Lump Sum adalah karena kamu ‘gamau’ rugi beli padahal harga massih bisa turun lagi dan mencoba beli di harga terendah. Solusinya apa? Lihat cara ke 2: Dollar Cost Averaging.
2/2. Dollar Cost Averaging / Nabung Saham
Kalau memilih metode Dollar Cost Averaging, istilah bekennya nabung saham (baca: yuk nabung saham ala galerisaham, maka ada strategi khusus untuk menghadapi pasar anjlok seperti ini:
- Hitung tabungan & budget kamu untuk investasi. Misalnya kamu punya dana 300 juta.
- Perkirakan durasi pasar anjlok berapa lama, asumsikan 3 bulan. Maka budget beli bulanan itu 100 juta.
- Tentukan mau beli per berapa lama sekali, sebulan sekali? seminggu sekali?
- Mau beli per minggu, maka budgetnya adalah = 100 juta bagi 4 minggu / bulan = setiap minggu beli 25 juta.
- Mau beli tiap hari? 100 juta bagi 20 hari kerja, setiap hari beli 5 juta.
- Dari burget di atas, di bagi ya, berapa jenis saham / perusahaan yang akan kamu beli. Idealnya 3, maksimal 5. Jangan jadi minimarket.
Strategi nabung saham ini sangat baik dan lebih rasional, bahwa kita sadar tidak ada yang bisa menebak pasar dengan begitu tepatnya & rendahnya untuk membeli secara lump sum, dan ini adalah strategi investor besar dalam mengumpulkan saham pilihannya secara diam – diam.
Simak video penjelasannya disini untuk 3 Strategi Terbaik Buat Nabung Saham ya.