Banyak yang bertanya – tanya bandar itu ada atau tidak, mencari tahu keberadaan mereka, bahkan kalau bisa kenalan dengan mereka. Ini yang banyak kami temukan di event Systematic Trading Management yang kami buat, ketika kami membahas mengenai big money, smart money, & manipulative money.

Kami tidak pernah mengulas mengenai bandar saham, walau kami berada langsung di dalam industri pasar modal, menangani transaksi – transaksi institusi, tepat di dalam episentrum pasar modal indonesia, yang sangat amat dekat dengan para money capitalist. Kami tidak pernah tertarik membahas, karena tidak akan ada habisnya (seru sih memang), karena pada dasarnya itu tidak dibutuhkan jika kita kuat di analisa. Baik analisa fundamental untuk para investor (yang beneran investor) maupun analisa teknikal untuk para trader (yang benar – benar belajar, bukan bunglon).

Bandar itu untuk menggerakkan perusahaan yang ‘biasa – biasa’ saja, dan saham ‘biasa – biasa’ hanya bisa bergerak oleh mereka. Why to worry kalau kita sudah menguasai metode yang tepat?

Kami Terusik, karena banyak yang terjebak

Cukup banyak, dalam beberapa bulan terakhir, menjadi tertarik dengan sektor properti dan konstruksi. Karena melihat indeks sektoral ini meningkat, terdapat optimisme di pasar, bukan hanya perorangan, namun juga institusi.

Mereka fokus pada apa yang mereka lihat, namun tidak sadar sedang termanipulasi walau sang bandar ga ada maksud manipulasi sih. Urusan – urusan dia, kita yang jadi collateral damage-nya, karena ketidaktahuan kita sendiri, dan karena ke-KEPO-an kita, latah ikut – ikutan.

Alhasil, saham dibeli, turun, yang salah: BANDAR. Saham dijual, naik, yang salah: BANDAR. Setiap bandar ada urusannya sendiri – sendiri, dan salah sendiri kita ga menguasai metode dengan benar, ikut – ikutan, dan akhirnya berakhir tidak semestinya.

Indeks PROPERTY, CONSTRUCTION, dan REAL ESTATE.

Mari kita lihat grafik sektoral ini:

Sektor Propoerty, Construction, & Real Estate

Kalau lihat grafik di atas, sejak bulan Mei 2019 sektor ini menguat melampaui sektor – sektor kebanyakan di bursa efek indonesia. Total kenaikan dari bulan Mei adalah mencapai +25%.

Nah, kalau kita mau coba lihat lebih dalam, saham apa sih yang naik? Apa saja sih saham – saham di dalam indeks ini? Yuk kita bedah sedikit:

Sektor CONSTRUCTION, PROPERTY & REAL ESTATE itu mencakup: (yang umumnya kita lihat)

A) CONSTRUCTION (dari kapitalisasi terbesar)
WSKT -9% (bobot kapitalisasi terbesar dari list kami, 4,3%)*
TOPS -11%
WIKA +9%
PTPP 0%
ADHI -8%
TOTL -18%

*Penjelasan: WSKT memiliki bobot 4,3% dalam indeks CONSTRUCTION, PROPERTY & REAL ESTATE secara keseluruhan. Artinya, penurunan maupun kenaikan WSKT hanya berdampak 4,3% dari indeks ini. Jika WSKT naik 50%, hanya membuat indeks sektoralnya naik +2,15%!)

B) PROPERTY & REAL ESTATE (dari kapitalisasi terbesar)
PWON -1% (bobot kapitalisasi terbesar dari list kami, 6.3%)**
BSDE +23%
CTRA +23%
LPKR -1%
SMRA +18%
ASRI -11%

**Penjelasan: PWON memiliki bobot 6,3% dalam indeks CONSTRUCTION, PROPERTY & REAL ESTATE secara keseluruhan. Artinya, penurunan maupun kenaikan PWON hanya berdampak 6,3% dari indeks ini. Jika PWON naik 50%, hanya membuat indeks sektoralnya naik +3,15%!)

Jadi, siapa yang buat indeks CONSTRUCTION, PROPERTY & REAL ESTATE ini naik +25% dari bulan Mei ke November 2019 ini???

Kalau asumsi bobot saham penggeraknya (misalkan) 4%, maka 25% / 4% = 625%, maka saham ini harus naik gila – gilaan +625%!!!

KETEMU! Ini biangnya…

Akhirnya kami buka bloomberg terminal kami, kami coba sort saham – saham* dalam sektor terkait, CONSTRUCTION, PROPERTY & REAL ESTATE.

*WTON, WEGE, WSBP ga termasuk ya, mereka masuk ke BASIC INDUSTRY, sama seperti CPIN & JPFA.

Dan hasil temuan kami sangat mengagetkan! Hitungan kami masuk, ada saham yang bobotnya (tiba – tiba muncul) sangat besar dan ternyata telah naik hingga ratusan persen!

Simak daftarnya di bawah ini:

Coba lihat saham nomor 1: POLL. Saham yang baru IPO pada Juli 2018 lalu dengan besar IPO senilai 767 Miliar untuk setara 15% saham. Artinya 100% sahamnya dinilai sekitar 5 Triliun ketika IPO. 5 Triliun, di bawah emiten properti yang umum kita dengar seperti PWON (30T), BSDE (26T), dan LPKR (16T).

Kami sertakan tabel di bawah, membandingkan harga saham setelah POLL listing di pasar hingga per 1 november 2019 ini, berikut perubahan nilai kapitalisasi pasarnya:

POLL vs Peers

Lihat kolom harga saham, ketika IPO hingga November 2019 POLL telah naik hampir 10x. Yang lain? Mix, ada yang naik, ada yang turun, tapi ga kemana – mana.

Lihat kolom kapitalisasi pasar, per 1 November 2019, Kapitalisasi pasar POLL (Lembar saham x harga saham) mencapai 66 Triliun, jauh di atas leader industrinya: BSDE, yang hanya 29 Triliun. Biar lengkap, ini angkanya: POLL: RP. 66.000.000.000.000,-. Ini setara dengan perusahaan apa? Lihat list di bawah ini:

Komparasi emiten dengan kapitalisasi identik

Sebuah prestasi yang LUAR BIASA untuk perusahaan yang baru IPO di pasar modal. Setiap pemegang saham mendapatkan untung berlimpah dari kenaikan ini.

Perubahan harga saham POLL

Tabel di atas menunjukkan, dari titik harga sektoral terendah di bulan Mei, POLL memiliki kapitalisasi 8 Triliun. Naik terus non-stop mencapai 66 triliun. Ini berarti setiap 1 juta yang ditempatkan pada saham ini tumbuh menjadi 8,25 juta. Dan pergerakan ini menjadikan POLL saham properti terbesar di Indonesia.

Coba Anda cek sendiri grafik – grafik saham di dalam sektor ini. Apakah bergerak sama dengan POLL, atau berbeda. Kami tidak sertakan karena terlalu banyak, dan hasilnya kita akan tahu: berbeda total dengan POLL yang naik terus. Kenapa POLL bisa naik terus?

Kami tidak akan mengulas fundamentalnya, pertumbuhan bisnisnya, profitabilitasnya, dan sebagainya. Kami mengangkat artikel ini dalam murni dalam konteksi harga saham saja.

Dulu, ketika kapitalisasinya masih 8 Triliun pasca IPO, saham ini setara dengan perusahaan apa sih? Lihat di bawah ini:

Komparasi emiten dengan kapitalisasi identik

Apakah kenaikan harga saham mencerminkan pertumbuhan bisnisnya? Walau kami tidak akan mengungkin fundamental, namun rasanya sulit untuk perusahaan skala 8 Triliun tumbuh menjadi 66 triliun dalam 1 tahun saja. Berbeda dengan perusahaan skala 1 miliar menjadi 10 miliar, berbeda juga perusahaan skala 200 juta tumbuh menjadi 1 miliar, tentu jauh lebih mudah. Make money in trillions is much different in Billions.

Oke, jadi bagaimana bisa POLL naik sebesar ini sedangkan saham – saham lainnya tidak bisa? Coba kita lihat, seberapa besar rata – rata transaksi saham ini sepanjang hari, dari sejak bulan Mei 2019 hingga 1 November 2019 ini (6 bulan).

Kita akan menghitung rata – rata transaksi 6 bulan terakhir dan membandingkan dengan perusahaan – perusahaan sejenis:

POLL versus peers

Data di atas menunjukkan bahwa baik dikomparasi dengan sesama emiten dalam industri yang sama (BSDE dan PWON, dimana kapitalisasi mereka 1/2 dari POLL) maupun dibandingkan dengan emiten dengan kapitalisasi pasar sejenis (INDF dan INTP), nilai transaksi POLL jauh, sungguh jauh, terlalu jauh tidak sebanding dengan saham – saham sekelasnya. Ini menjadi salah satu alasan harga saham ini sangat mudah bergerak naik.

Maksudnya?

Begini, jika ada sebuah pihak, baik itu perorangan maupun sebuah institusi misalnya, memiliki alokasi dana untuk membeli satu saham dengan dana 100 Miliar, maka dana tersebut bisa untuk menguasai 4 hari perdagangan saham PWON, menguasai 5 hari perdagangan saham BSDE, menguasai 2 hari perdagangan saham INDF atau INTP. Hitung saja, 100 miliar di bagi daily turnover.

Nah, untuk POLL? Dengan 100 miliar, ia bisa menguasai 100 Miliar / 1 Miliar = 100 hari perdagangan saham POLL.

Dan alhasil, saham ini bisa bergerak naik luar biasa dan menjadikan indeks saham bergerak naik, dalam hal ini indeks PROPERTY & CONSTRUCTION dan ‘menipu’ para trader yang menggunakan patokan indeks untuk membeli saham, karena kebanyakan mindset yang dipakai adalah: jika indeks uptrend, saham – saham akan uptrend.

Apa alasan POLL naik? We don’t care. Karena saham ini memang di luar coverage kami. Toh banyak yang untung, ga ada masalah.
Tapi Indeks naik karena POLL doang? We care, coz many traders lost their money, average down, dan seterusnya.

Salah siapa? Salah trader itu sendiri. Semoga dengan penyampaian ini, tidak terjadi lagi kesalahan dalam membaca pasar.

KESIMPULAN

Jadi, jika ada pihak ingin menggerakkan pasar, maka ia bisa menggunakan dana mereka di saham – saham yang relatif kecil dan/atau tidak likuid daripada bertransaksi di saham – saham besar. 100 Miliar contoh di atas, tidak ada artinya pada saham INDF dan INTP, bahkan pada PWON dan BSDE. namun sangat powerful di saham yang tidak likuid seperti POLL.

Jika Anda bicara bandar, biasanya Anda bicara saham kecil, atau saham tidak likuid, atau mungkin yang sepi sentimen positif di pasar. Ketika berbicara saham dalam skala lebih besar, maka pergerakan harga saham cenderung akan kembali ke mekanisme pasar pada umumnya, lebih sehat, dan lebih predictable.

Likuiditas berhubungan dengan jumlah saham beredar dan porsi kepemilikan publik di di pasar. Itu menjadi alasan kenapa BEI menerapkan peraturan free-float baru, untuk menjaga pasar tidak bergerak hanya karena saham – saham tertentu:)

Semoga bermanfaat!

Free Newsletter

Segera daftarkan email anda ke mailing list kami untuk memperoleh informasi & rekomendasi saham terbaru via email setiap hari secara gratis (tanpa syarat apapun)

Pendaftaran berhasil - Cek email anda untuk proses verifikasi