Bull market adalah keadaan pergerakan harga saham yang mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Di dalam saham, bull market biasanya terjadi setelah market tersebut mengalami penurunan dan terdapat pembalikan arah dari bearish ke bullish (Bottom reversal).
Biasanya, para investor melihat bull market mengukur dari beberapa indeks seperti IHSG, LQ45, ataupun IDX30. Namun kita juga bisa mengetahui bull market per emiten.
Bull market juga tidak hanya terjadi di dunia persahaman loh, di forex / crypto bahkan aset riil sekalipun seperti real estate, obligasi bahkan sampai transaksi mata uang bisa terjadi bull market.
Istilah Bullish dan bearish ini didapat dari perumpamaan banteng (Bull) dan beruang (Bear). Dimana ketika banteng menyerang, maka seekor banteng tersebut akan mengangkat tanduk kepalanya. Begitu pula dengan beruang, ketika beruang (bear) ingin mencari makan, maka mereka akan mencakar menggunakan tangannya di tanah.
Ciri – ciri Bull Market
Sebenarnya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Bull Market, diantaranya:
Banyaknya para investor / trader yang membeli sebuah saham dan banyak pula yang tidak ingin menjual saham tersebut. Sama seperti prinsip dagang yaitu terdapat supply dan demmand. Dimana jika demmand lebih banyak dari supply, maka harga akan tertarik naik. Begitu pula sebaliknya. Maka bull market bisa terjadi karena banyaknya permintaan daripada penawaran.
Bull Market juga bisa terjadi karena optimisme market terhadap kondisi ekonomi sebuah negara. Dimana jika dalam sebuah negara ekonominya stabil, nilai mata uang relatif kuat dan tingkat pengangguran di sebuah negara itu rendah. Ini merupakan sinyal positif untuk investor.
Ketertarikan investor / trader dengan hal yang sedang hype. Biasanya kepada perusahaan – perusahaan yang bisa mengubah kehidupan masyarakatnya, dan melihat peluang dan growth dari perusahaan tersebut kedepannya.
Bagaimana apakah kamu sudah tau tentang ciri – ciri bull market?