Series 4: Strategi Warren Buffet (Cash Flow Statement)
Kamu pernah membaca laporan keuangan perusahaan? Mungkin banyak dari kita (apalagi jika kita adalah seorang investor) pasti sering membaca lapraon keuangan. Laporan keuangan perusahaan seperti income statement merupakan laporan keuangan yang dibuat berdasarkan metode akuntansi. Nah pertanyaannya, apakah penjualan yang tinggi pada income statement berarti perusahaan tersebut untung?
Belum tentu!! Karena banyak perusahaan yang penjualannya meningkat, namun tidak profitable dikarenakan kas yang dihasilkan lebih sedikit dari pada kas yang dikeluarkan (negative cash flow).
Sehingga untuk memastikan apakah suatu perusahaan profitable dan menghasilkan kas yang positif, maka kita harus melihat dan menganalisis Cash Flow Statement.
Ada tiga bagian pada laporan ini yang harus teman-teman pahami, berikut penjelasannya:
1. Cash flow from operation
Pada bagian ini, teman-teman bisa mengetahui seberapa besar kas yang bisa dihasilkan oleh perusahaan dari kegiatan operasionalnya, serta nilai depresiasi dan amortisasi dimasukkan kembali dikarenakan sebenarnya tidak ada kas yang dikeluarkan untuk biaya tersebut.
2. Cash flow from investing
Pada bagian ini, teman-teman bisa mengetahui seberapa besar jumlah biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan (capital expenditure) untuk mendukung operasional dan pengembangan bisnis perusahaan. Nilainya harus negatif, dikarenakan jika nilainya positif berarti perusahaan telah melakukan penjualan salah satu asetnya.
3. Cash flow from financing
Pada bagian ini, teman-teman bisa mengetahui bagaimana aktifitas pembiayaan perusahaan, apakah perusahaan meningkatkan total hutangnya, apakah perusahaan membagikan dividen atau melakukan buyback.
Dari penjelasan di atas, berikut beberapa hal yang diperhatikan oleh Warren Buffett untuk melihat apakah suatu perusahaan memiliki durable competitive advantage:
1. Capital Expenditure (CapEx)
Warren Buffett menyukai perusahaan yang mengalokasikan sedikit labanya untuk capital expenditure kurang dari 25%. Hal ini berarti, perusahaan mampu menjaga kelangsungan operasionalnya tanpa harus menggelontarkan banyak biaya.
2. Stock Buybacks
Warren Buffett menyukai perusahaan yang melakukan stock buyback dari pada meningkatkan jumlah dividen. Semakin sering perusahaan melakukan buyback, maka akan meningkatkan earning per share bagi para pemegang saham. Semakin tinggi earning per share, maka harga suatu saham akan semakin tinggi.
Setelah teman-teman mengetahui dan memahami tentang bagaimana strategi Warren Buffett dalam menemukan perusahaan-perusahaan dengan durable competitive advantage dari mulai menganalisa income statement, balance sheet, hingga cash flow statement. Apakah menurut teman-teman strategi ini masih bisa diaplikasikan untuk kondisi saat ini?