margin call bisa menjadi keuntungan namun juga bisa menjadi malapetaka lohh..
Margin call bisa diartikan penutupan paksa saham kamu oleh broker sekuritas karena danamu tidak cukup untuk menutupi posisi trading kamu yang terus merugi.
Biasanya orang – orang menggunakan margin karena ga tahan liat market yang naik terus, atau lebih parahnya adalah ingin cepat dapat uang dan pada akhirnya banyak dari mereka yang berani melakukan margin.
Kalo sahamnya naik sih gamasalah, tapi kalo sahamnya turun? Margin call deh.
Beli saham lebih banyak dengan dana pinjaman, bukan dengan uang sendiri saja. Dana kamu 1 Miliar mungkin bisa beli saham 3 Miliar.
kalau harga naik 10% untungnya bisa 300 juta.
Return On Equity : 300Juta / 1 Miliar = 30%.
Turun 10% ruginya bisa 300 Juta.
Return On Equity : 300 Juta / 1 Miliar = -30%
Bisa bayangin nggak kalau ada saham yang turun ARB -7% selama 5 hari berturut – turut.
Apa jadinya dengan saham yang dia pegang?
Trader harus top – up dana baru sebesar kerugiannya. Lah kalo gapunya dana lagi gimana? Beli saham aja pake margin, gimana punya cash buat nutupin rugi?
pada akhirnya sekuritas melakukan forced sell. Sekuritas jual posisi saham yang dia pegang. Biasanya saham yang mereka jual prioritasnya ada di saham – saham yang masih untung (atau belum rugi banyak)
kalau saham yang dia pegang semua rugi gimana? Ya mau ga mau saham yang dia pegang semuanya dijual paksa.
Eh ternyata, ada ribuan trader yang pake margin dan mengalami hal yang sama.
Akhirnya saham – saham yang lain pun kena tekanan jual. Yang saham margin jatuh parah, saham yang non margin jadi kena imbasnya deh.
Well, Rusak deh pasar sampai margin call beres.
Jadi kamu pernah beli saham lebih banyak dari dana kamu dan berharap sahamnya naik sehingga bisa untung lebih banyak dari yang seharusnya?
Oke kalau market bullish. Celakanya kalau market sideways dan bearish gimana?
Maka dari itu, gunakan uang dingin saat trading yaa, jangan sampe memaksa kehendak demi nafsu cuan