Siapa di sini yang masih bingung, kenapa sih kalo ada berita bagus, sahamnya malah turun. Atau sebaliknya, ketika beritanya jelek semua, eh tiba-tiba harga sahamnya rebound dan balik arah ke uptrend.
Kita ambil contoh di saham SSIA ya:
Masih ingat ketika SSIA naik +-195% sejak break resisten fractal pertamanya. Bagger ya. Namun ketika harganya masih konsolidasi di awal Februari 2024, tentu belum banyak mendengar berita bersliweran.
Hanya trader bottom reversal yang bisa mendeteksi calon saham bagger ini (pada waktu itu).
Ketika harganya rally, berita yang muncul pun cenderung sedikit, bahkan tidak ada. Namun, ketika harganya sudah di atas, baru muncul berita. Ada yang sering seperti ini?
Ketika kita membeli saham hanya karena beritanya bagus, alih-alih harganya naik terus, yang terjadi malah pergerakannya sideways (coba cek box hitam). Alhasil porto kita ga kemana-mana.
Makin muncul berita menarik dan positif, apakah harganya juga ada potensi lebih menarik lagi? Eitssss belum tentu. Kadang, semakin banyak muncul berita positif, harganya malah sudah berada di akhir fase sideways loh.
Coba perhatikan ya, ada yang tau saham di atas membentuk sebuah pola apa? Yups, bearish pattern, yaitu head & shoulder. Bahkan neckline-nya pun sudah ditembus loh, yang artinya saham ini masih ada tendensi untuk lanjut bergerak turun.
Kebayang kan, gimana kalo kamu beli dan jual saham hanya bermodalkan ‘berita’ saja?
Kondisi seperti ini ga cuman terjadi di saham SSIA loh, banyak kasus saham-saham lain juga, contohnya seperti waktu waktu vaksinasi pertama yang dilakukan oleh Bapak Presiden ke 7 Jokowi.
Setelah terjadi vaksin pertama, kira-kira apa yang terjadi dengan saham-saham farmasi? Lanjut naik, atau malah dihajar turun?
Kok bisa ya, padahal kan beritanya bagus?
Kamu perlu ingat: market action discount everything, yang mana harga yang terbentuk di pasar itu sudah mencerminkan segala informasi, berita, psikologis pasar, dan sebagainya.
Bisa jadi, harga yang naik sudah mencerminkan berita yang muncul (belakangan). Dan sebaliknya.
