Kamu pasti pernah menemukan saham yang fundamentalnya bagus, bisnisnya terus bertumbuh tapi kok harga sahamnya turun terus.
Kamu pasti juga pernah menemukan saham yang gajelas produknya apa, fundamentalnya jelek, selalu rugi tiap tahun namun harga sahamnya malah multibagger.
Kira – kira kenapa bisa seperti itu ya?
Yuk kita simak ilustrasinya dibawah ini:
Jika kita melihat ilustrasi diatas, maka kita akan mengerti kenapa harga saham tidak bergerak sesuai dengan fundamentalnya.
Ingat, fundamental itu selalu tumbuh secara marathon bukan sprint. Tapi harga saham kadang bergerak secara sprint bukan marathon.
Kamu harus mengerti bahwa konsep pergerakan harga saham itu bergerak bukan hanya karena aspek fundamentalnya saja. Namun ada banyak pihak lain seperti trader, spekulan, investor, fund manager, dan lain lain. Sehingga sangat wajar jika harga saham akan bergerak sangat dinamis menjauhi dari fundamentalnya.
Ibarat seperti perbandingan harga ayam di hari biasa dan ketika lebaran. Ketika hari lebaran telah tiba, permintaan ayam semakin meningkat sedangkan produksi ayam terbatas. Sehingga mau tidak mau, harga akan naik (ini hukum supply dan demmand dalam prinsip ekonomi).
FUNDAMENTAL | TEKNIKAL |
Melihat value perusahaan | Melihat harga perusahaan |
Senang dengan harga turun untuk melakukan akumulasi | Senang dengan harga naik untuk melakukan profit taking |
Simpan dalam jangka waktu yang sangat lama / selamanya | Mengikuti momentum |
Jadi dari tabel diatas kamu sudah mengerti kan perbedaan antara keduanya?
Namun kedua metode ini juga memiliki kesamaan yaitu proyeksi. Data masa lalu tidak akan menjamin masa depan. Ilmu proyeksi inilah yang merupakan ilmu termahal dari seorang trader maupun investor.
jadi kalo ditanya lebih baik jadi trader atau investor? Keduanya bagus asal memakai strategi yang tepat. Jangan sampai malah di bolak balik.
Lalu kenapa harga saham tidak sesuai dengan fundamentalnya? Yuk simak video lengkapnya dari Galerisaham.