Setelah kita belajar tentang perbedaan Simple Moving Average (SMA), Exponensial Moving Average (EMA), dan Weighted Moving Average (WMA) yang artikelnya kamu bisa baca di sini, pertanyaan selanjutnya adalah apa sih fungsi dari moving average itu? Apakah untuk menentukan arah tren sebuah harga? Atau untuk titik beli dan jual?
Seperti yang kita tau, indikator moving average ini sudah banyak digunakan oleh trader-trader di seluruh dunia. Bahkan beberapa investor besar pun juga menggunakannya loh.
Kira-kira apa saja manfaat dari indikator ini? Yuk kita coba bahas 3 fungsi dari indikator moving average
1. Untuk Menentukan Arah Tren Sebuah Harga
Fungsi moving average yang pertama adalah membantu kita menentukan tren yang sedang terjadi. Di sini kita akan menggunakan rangkaian MA, yaitu MA 50, 100, dan 200. Kenapa menggunakan 3 MA ini? Karena MA 50 untuk membaca tren jangka pendek, MA 100 untuk membaca tren jangka menengah dan MA 200 untuk membaca tren jangka panjang.
Harga saham Berada di Fase Uptrend
Jika pergerakan harga berada di atas rangkaian MA, kemudian rangkaian MA tersusun dengan rapih (mulai dari 200 merah-100 biru-50 hijau), menandakan tren yang sedang terjadi adalah uptrend kuat. Dengan begitu kita dapat menyimpulkan tren yang sedang terjadi adalah tren naik baik itu jangka pendek mupun jangka panjang.
Harga Berada di Fase Downtrend
Sebaliknya jika harga bergerak di bawah rangkaian MA-nya, kemudian MA tersebut tersusun dengan rapih mengarah ke bawah artinya harga tersebut berada di fase downtrend kuat (seperti terlihat chart di atas). Jika kalian menemukan saham seperti ini, lebih baik hindari dulu karena selama berada di bawah rangkaian MA-nya, peluang untuk turun lebih besar dibandingkan peluang untuk naik.
Harga di Fase Sideways / No Trend
Nah bagamaina dengan fase sideways? Fase sideways terjadi dengan ditandai dengan rangkaian MA memiliki susunan yang acak, mendatar, dan pergerakan harga sering mengalami false break.
Grafik di atas adalah contoh ketika saham berada dalam fase sideways (box merah). Terlihat bahwa rangkaian MA tidak tersusun rapih dan juga seringkali pergerakan harga mengalami false breakout di sekitar MA tersebut.
2. Sebagai Price Barrier Alias Support dan Resisten
Fungsi yang kedua adalah moving average akan bertindak sebagai support maupun resisten. Seperti apa contohnya?
Ketika pergerakan harga mengalami uptrend yang kuat, maka rangkaian MA akan bertindak sebagai support yang akan menahan penurunan harga lebih jauh lagi apabila terjadi koreksi. Untuk lebih jelasnya kamu bisa lihat gambar di atas. Saham pada gambar tersebut sedang dalam keadaan uptrend, oleh karena itu ketika harga sahamnya sedang technical correction, MA ini akan berfungsi sebagai penahan penurunan (support, cek lingkaran hitam).
Sebaliknya, ketika tren yang sedang terjadi adalah downtrend, maka rangkaian MA akan bertindak sebagai resisten yang akan menahan kenaikan harga( bisa cek grafik di atas). Harga saham bergerak di bawah rangkaian MA yang tersusun dengan rapih. Ketika saham tersebut rebound, MA akan berfungsi sebagai penahan kenaikan (lingkaran hitam), sehingga sangat wajar jika harga saham mengalami rejection dan kembali melanjutkan downtrend.
FYI, jika MA berhasil ditembus, MA tersebut akan berubah perannya. Support akan menjadi resisten dan resisten akan menjadi support.
3. Sebagai Sinyal Beli Ataupun Jual
Fungsi MA yang terakhir adalah memberikan kita sinyal untuk melakukan pembelian atau penjualan. Bagaimana menentukannya? Yaitu ketika harga berhasil menembus MA ke atas maka hal tersebut merupakan sinyal beli. Sebaliknya jika MA berhasil ditembus ketika harga turun ke bawah, hal tersebut merupakan sinyal jual. Seperti apa contohnya?
Seperti terlihat chart di atas, terlihat bahwa harga TKIM sudah berada di atas MA 100 dan 200 atau dengan kata lain saham ini sedang dalam fase uptrend jangka menengah – panjang. Kalian bisa menunggu sampai ada momentum harga berhasil menembus MA jangka pendeknya alias MA 50 dan lakukan pembelian ketika harganya berhasil breakout MA 50 (cek lingkaran hijau). Selama harga tidak berbalik arah ke bawah rangkaian MA-nya, kita bisa hold saham tersebut. Lalu kapan saat yang tepat untuk jual?
Seperti yang terlihat di grafik di atas, Kamu bisa lakukan taking profit di TKIM ketika harganya sudah menembus ke bawah MA 50-nya.
Dengan hanya melakukan pembelian dan penjualan berdasarkan indikator moving average saja, kita sudah bisa meraih keuntungan sebesar 272.85% di saham TKIM ini. Sebuah keuntungan yang sangat besar bukan?
Jadi, sudah taukan fungsi dari indikator moving average? Apakah kamu akan menggunakan indikator ini juga?
Dan jangan lupa ya, kalo kamu trading, kuncinya adalah konsisten dengan apa yang sudah kamu pelajari. Jangan sampai kamu gonta-ganti style trading kamu hanya demi mencari pembenaran biar sahamnya naik. Padahal yang ngatur market kan bukan kamu.