Berikut adalah ulasan yang dibuat oleh tim fundamental GS PRO kami:
Pada gambar di atas ini kami sertakan kinerja beberapa kelas aset dari komoditi, mata uang, dan index terlihat yg sangat mencolok adalah nickel sangat outperform terhadap semua aset dalam 3 tahun terakhir dengan kenaikan 58% bahkan sejak ytd nickel naik 51.2%. Terlepas dari perang dagang yg terus memanas sejak awal 2018. Harga nikel terus menguat dari awal tahun.
Walau sempat melemah pada Mei’18 level USD 16.000 (awal memanasnya perang dagang) turun hingga USD 10.000-an (akhir tahun 2018). Nikel kembali menguat karena org mulai melihat menipisnya inventory nikel dan apalagi akhir-akhir ini ramai wacana Indonesia akan memajukan export ban bijih mentah dari 2022 menjadi 2020.
Rencana Indonesia ini sangat logis melihat nikel akan menjadi material yg sangat dicari-cari menjelang booming “electric vehicle” (EV). Bahkan CEO Tesla Elon Musk menyatakan kekhawatiran defisit nickel akan terus melebar dan kebutuhan baterai akan memakan lebih dari setengah permintaan nickel, yang saat ini sekitar 80-90% masih digunakan untuk pembuatan stainless steel.
Jangan sampai ketika harga nickel sudah menjulang tinggi tetapi pasokan/cadangan nickel Indonesia sudah tinggal sedikti sehingga kita tidak banyak menikmati, untuk itulah Indonesia berencana memajukan pelarangan ekspor nickel mentah.
Yang mendapat benefit atas hal ini adalah INCO, ANTM, dan DKFT. Prioritas secara fundamental ada di INCO yg pure nickel play dan sudah memiliki smelter. Prioritas secara teknikal masih pada saham ANTM yang saat ini masih berada dalam fase tren naikknya. Simak ulasan teknikal ANTM terdahulu disini: ‘ANTM Break Resisten Konsolidasi, Buy‘. Ikuti perkembangan saham ini via watchlist GS PRO Anda untuk trading plan yang sistematis.
Disclaimer ON