Update: Juni 2012

Launching product eSHOP.GaleriSaham: Dividend Yield Data

IHSG telah turun tajam dari level tertingginya di 4234 sebagai imbas dari rangkaian krisis Eropa & Amerika. Walaupun fundamental ekonomi Indonesia tidak banyak terpengaruh, tetapi gejolak di pasar finansial tidak dapat dihindari. Memang ketika krisis mereda, investor akan kembali melirik kembali negara – negara yang berfundamental baik dan memiliki prospek cerah untuk berinvestasi. Pertanyaannya, seberapa dalamkah penurunan yang akan terjadi? Apa yang harus dilakukan investor semasa penurunan ini?

Jika anda memiliki trading plan yang baik dan disiplin melaksanakannya, maka saat ini portfolio anda akan lebih banyak porsi cash daripada saham, bahkan bisa 100% Cash. Yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menunggu hingga fase penurunan usai sepenuhnya dan mulai terjadi pembalikan arah yang konsisten. Pada kesempatan ini kami mengajak anda untuk melihat peluang yang sangat menarik ketika market dalam tren turun

Ketika market turun dalam, mari kita coba melihat konsep awal tujuan investasi saham dengan kembali BACK TO BASIC. Apa itu? Ketika orang membeli saham, baik dengan sebuah kalkulasi, ikut – ikutan, ataupun spekulasi dan menjualnya ketika harga naik, mereka sebenarnya membeli saham untuk mendapatkan CAPITAL GAIN. Jika orang membeli saham menjelang pengumuman deviden berharap mendapatkan Deviden Yield yang menarik, maka orang tersebut mengejar DEVIDEN.

Tujuan Investasi: Capital Gain & Deviden (sedikit dilakukan)

Tujuan Trading: Capital Gain (banyak dilakukan)

Seorang investor kelas atas membeli sebuah saham di harga terbaik (umumnya ketika terjadi koreksi cukup dalam) dalam jumlah banyak, mengembangkan perusahaan tersebut dan menikmati hasilnya melalui deviden yang dibagikan tiap tahunnya. Mereka tidak memperjual-belikan sahamnya. Pernahkan anda melihat pemegang saham terbesar Microsoft; Bill Gates memperjual-belikan saham yang dimiliki? Apakah Warren Buffet memperjual belikan saham yang ia beli?  Apakah pernah anda melihat pemerintah sebagai pemilik mayoritas saham BUMN memperjualbelikan sahamnya di pasar?  TIDAK. Mereka menikmati investasi jangka panjang melalui Deviden.

Ketika perusahan tumbuh dan berkembang, deviden pun akan turut berkembang dengan sangat pesat bahkan bisa saja melampaui modal pembelian saham. Pemegang saham mayoritas pada perusahaan – perusahaan tertutup pun fokus pada kinerja perusahaan yang akan berdampak pada pembagian deviden. Hal ini tidak hanya terjadi di dunia modern, bahkan sejak era awal industrialisasi pun pemilik usaha akan terus memegang sahamnya dan menikmati kinerja yang diperoleh melalui deviden.

Ilustrasi: Jika anda memiliki angsa bertelur emas, jangan menjual angsa tersebut, tetapi nikmati telurnya secara berkala. Tetapi jika angsa anda hanya angsa biasa dengan kualitas yang baik, maka tidak masalah untuk melakukan jual beli mencari keuntungan. Oleh karena itu, dari dua tujuan investasi saham yakni Capital Gain dan Deviden, kami ingin membuka wawasan bagi kita semua untuk mempertimbangkan konsep BACK TO BASIC: DEVIDEN YIELD di saat market turun tajam.

 

BACK TO BASIC: DEVIDEN YIELD

Apa itu Deviden Yield? Deviden Yield adalah persentase deviden yang diterima dibandingkan dengan harga beli suatu saham. Jika diasumsikan deviden konstan, maka semakin rendah harga saham akan semakin tinggi deviden yield-nya. Sebaliknya semakin tinggi harga saham akan semakin rendah deviden yield-nya.

Contoh: jika sebuah perusahaan membagikan deviden sebesar 200, maka pada harga saham di 2000 deviden yield-nya adalah sebesar: 200 / 2000 = 10%. Jika harga saham turun ke 1700, deviden yieldnya adalah: 200 / 1700 = 11.76%. Sebaliknya jika harga naik menuju 2300 maka deviden yield-nya adalah sebesar: 200 / 2300 = 8.69%.

Apa makna dari ilustrasi Deviden Yield di atas?

  1. Jika bursa sedang bergairah dan harga – harga saham naik, maka deviden yield akan mengecil sehingga lebih menarik untuk mencari capital gain.
  2. Jika Bursa sedang menurun  maka harga – harga saham yang turun akan menjadikan Deviden Yield semakin tinggi (asumsi perusahaan beroperasi dengan normal) sehingga mengoleksi saham – saham yang berpotensi memberikan Deviden Yield tinggi akan menjadi pilihan menarik sebagai investasi jangka panjang tanpa melupakan potensi Capital Gain jika bursa kembali menguat.

Dalam realita, Jika anda dihadapkan oleh pilihan untuk menginvestasikan dana jangka panjang anda di deposito yang memberikan return 5% p.a, Saham yang memiliki Deviden Yield 6%, Tabungan dengan return 1% p.a, atau emas yang saat ini cenderung bergerak naik? manakah yang anda pilih?

Berikut adalah kelebihan dan kekurangannya:

  1. Tabungan: Sangat likuid, bisa ditarik kapanpun dimanapun, dijamin pemerintah dalam batas nominal tertentu. Dapat bunga tetap dan stabil. Kelemahan: Bunga rendah, biaya adminsitrasi bulanan.
  2. Deposito: ada batasan waktu kontrak walau relatif masih likuid. Dijamin pemerintah dalam batas nominal tertentu. Dapat bunga cukup tinggi diatas tabungan dan stabil. Kelemahan: Tingkat suku bunga masih dibawah Inflasi.
  3. Emas: Menjadi pilihan investasi orang ketika terjadi ketidakpastian ekonomi. Memiliki lindung nilai terhadap inflasi. Memiliki kecenderungan untuk bergerak naik. Kelemahan: bentuk fisik mempersulit proses pengangkutan dan penyimpanan. Harga yang relatif bergerak cukup fluktuatif menjadikan risiko semakin besar.
  4. Saham dengan Deviden Yield tinggi: Jika kinerja perusahaan stabil dan berkembang, maka deviden akan terus tumbuh dari waktu ke waktu. Jika tahun ini deviden yield yang didapatkan adalah 6%, bukan tidak mungkin seiring pertumbuhan bisnis perusahaan deviden yang dinaikkan meningkat berkali – kali lipat. Kelemahan: Unsur risiko bisnis dan ketidakpastian relatif lebih tinggi.

Dari 4 pilihan di atas, mana yang anda pilih? Dalam kondisi seperti ini, dimana terjadi penurunan harga saham yang cukup dalam, Deviden Yield masing – masing saham cenderung akan meningkat karena harga beli /perolehan akan semakin rendah. Oleh karena itu berinvestasi jangka panjang pada saham ber-deviden yield tinggi merupakan pilihan paling tepat daripada emas ataupun tabungan dan deposito.

Tahukah anda, pada tahun 2011 ASII membagikan deviden total sebesar Rp. 1980 per lembar. Jika anda membeli saham ASII ketika krisis 2008 yang sempat berada di level 6600, maka pada tahun 2011 kemarin anda mendapatkan Deviden Yield sebesar 1980 / 6600 = 30.00%. Angka ini akan terus meningkat seiring pertumbuhan bisnis ASII bukan? Sebagai pembanding pada tahun 2008 ASII membagikan deviden sebesar 870 berarti Deviden Yield ketika krisis saat itu adalah sebesar 870 / 6600 = 13.18%.

Pada tahun 2009 dengan deviden sebesar 1120 maka Deviden Yield-nya adalah 1120 / 6600 = 16.97%. Kembali pada tahun 90-an, JIKA anda memiliki horizon jangka panjang dan melihat ASII mampu terus tumbuh besar, ketika krisis 1998 anda dapat membeli ASII di harga 250-an! Investor yang memiliki perhitungan cermat akan terus menyimpan saham unggulan ini dan terus menikmati devidennya. Berapakah deviden yield di tahun 2011 yang ia dapatkan jika membeli ASII di saat krisis moneter asia ‘98? 1980 / 250 = 792%. Artinya investasi sebesar 10.000.000 pada tahun 1998 akan memberikan pendapatan tahunan pada tahun 2011 sebesar 79.200.000.

Berikut adalah tabel perbandingannya:

 

Tahun

Deviden Tahunan

Harga Pembelian

Deviden Yield Th. 2011

2011 Rp. 1980 Rp. 6600 (Th.2008) 30.00%
2009 Rp. 1120 Rp. 6600 (Th.2008) 16.97%
2008 Rp. 870 Rp. 6600 (Th.2008) 13.18%
Rp. 1980 (Th. 2011) Rp. 250 (Th. 1998) 792.00%

 

Akankah anda menjual Angsa Bertelur Emas anda? Atau anda pelihara sebaik – baiknya? Kesempatan ini hanya datang JIKA terjadi penurunan harga yang dalam, dan saat ini Indonesia serta bursa global sedang mengalami penurunan yang dimaksud.

Pertanyaannya: Jika saham yang dibeli (untuk perolehan Deviden) ternyata masih menurun, apa untungnya? Jika anda membeli saham untuk mencari Deviden, carilah saham yang memiliki track record sebagai berikut:

  1. Rutin membagikan deviden
  2. Memiliki pertumbuhan laba yang konsisten
  3. Bisnis yang jelas
  4. Tata Kelola Perusahaan yang baik

Dengan kondisi di atas, walaupun harga saham masih mengalami penurunan setelah dibeli, kita tetap mendapatkan deviden dengan Deviden Yield yang sudah di proyeksikan sebelum membeli. Ketika pasar kembali menguat, saham yang berfundamental bagus yang kita simpan akan kembali menguat.

Oleh karena itu, selain melakukan transaksi untuk mencari Capital Gain, pada kesempatan ini kami sangat menyarankan anda untuk menyisihkan dana guna berinvestasi jangka panjang pada saham yang memiliki deviden yield tinggi dan memiliki prospek cerah yang nantinya dapat memberikan Passive Income untuk anda.

Saham apa saja yang saat ini memiliki Deviden Yield yang tinggi? Adakah yang lebih tinggi dari bunga deposito? Apakah saham bersangkutan memiliki sejarah pertumbuhan yang konsisten dan rutin membagikan deviden setiap tahun?

Kami telah menerbitkan eBook mengenai panduan untuk mencari Deviden Yield terbaik ketika market memasuki tren turun: BACK TO BASIC: DIVIDEND YIELD 2012

Apa saja yang akan anda dapatkan?

  1. eBook panduan berinvestasi pada saham ber-Deviden yield tinggi
  2. File Excel yang berisi data – data saham yang memenuhi criteria dalam 5 tahun terakhir (EPS, Deviden, Deviden Pay-out Ratio, Deviden Yield, EPS Growth, Deviden Growth, dll)
  3. Kalkulator Deviden Yield (anda dapat meng-update harga terakhir untuk mengkalkulasikan ekspektasi Deviden Yield saham pilihan anda yang masuk dalam list kami) beserta tingkat prioritas tertinggi.
  4. Pengiriman update terbaru file Excel Deviden Yield minimal 2x dalam 1 bulan ke email masing – masing hingga akhir Desember 2012 selama IHSG masih berada di bawah level 4000 (mana yang tercapai lebih dulu)

Hal di atas dapat anda manfaatkan sebagai panduan investasi anda yang menguntungkan.

Anda dapat memperoleh ini semua hanya dengan investasi senilai Rp. 150.000,-  dengan melakukan transfer ke:

  1. Bank BCA cab. Grand Indonesia – Atas nama: Jeremiah Rio Rizaldi – No. rekeninng: 5415072853, atau:
  2. Bank Commonwealth cab. Wisma Metropolitan II (Jaringan Prima, ATM Bersama) – Atas nama: Jeremiah Rio Rizaldi – No. rekening: 1032739394

Tuliskan nama anda di berita acara, konfirmasikan pembayaran dengan mengirimkan bukti transfer serta menuliskan nama lengkap dan satu alamat email anda dengan subjek email: DEVIDEN ke administrator@galerisaham.com untuk dilakukan pengiriman paket BACK TO BASIC: DIVIDEND YIELD maksimal pukul 18.00 di hari yang sama.

Fasilitas ini GRATIS bagi member GaleriSahamPREMIUM

Contoh data Excel:

Deviden Yield

Free Newsletter

Segera daftarkan email anda ke mailing list kami untuk memperoleh informasi & rekomendasi saham terbaru via email setiap hari secara gratis (tanpa syarat apapun)

Pendaftaran berhasil - Cek email anda untuk proses verifikasi